Senin, 29 Desember 2014

"Apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami.
Apalah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan.
Apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?”
*Tere Liye, Novel "RINDU"

Senin, 01 Desember 2014

Luka dan Tawa

Ada sebuah masa depan yang tercipta dari sisa-sisa remah masa lalu yang tertinggal dalam saku kehidupan.
Ada tangis yang terisak ketika hari itu datang menjelma.
Ada tawa yang menggema setelah lama terkukung dalam penjara.
Dan adapula luka yang kembali tergores diatas luka lama
Kerelaan hati berjalan tanpa disadari
Berharap ini adalah skenario terindah yang ditawarkan sang pencipta tanpa adanya keraguan.
Air mata yang mengering biarlah menjadi obat penawar rindu pada seseorang, rindu yang mengerak tanpa bisa aku hindari
Biarlah air mata ini membuka jalan menuju kerelaan tanpa batas
Membebaskan sang merpati yang ingin terbang mengapai langit tak bertepi
Kehilangan akan datang dan pergi sesuka hati
Tapi bukankah Tuhan telah berjanji menghadirkan kebahagiaan di tepian mimpi
Aku ingin mencintainya dengan sederhana
Seperti daun yang takpernah membenci angin
Biar biarlah angin berhembus membawa kesejukan
Menawarkan kebahagiaan yang menawan
Izinkan aku menari bersama hujan yang membawa tarian indah kehidupan
Biarkan titik-titik air menghapuskan luka
Dan izinkan mentari bersinar membawa tawa baru, meski itu tawa palsu
Wahai batu karang, ajarkan aku untuk bertahan
Bertahan dari gelombang pantai
Agar aku dapat mengagumi indahnya lautan biru

Senin, 20 Oktober 2014